Virus Zika menyebar lewat gigitan nyamuk Aedes aegepty. Pasien akan
merasakan demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung
dan kaki, serta nyeri otot dan sendi. Mata pasien akan merah karena
mengalami radang konjungtiva atau konjungtivitis. Pasien juga akan
merasakan sakit kepala.
Virus Zika tengah mewabah di negara-negara Amerika Latin, khususnya
Brasil dan Kolombia. Yang menarik, virus ini mirip dengan virus demam
berdarah dengue dan ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui
nyamuk Aedes Aegypti.
Ari Fahrial Syam, dokter ahli Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Universitas Indonesia, mengimbau masyarakat mewaspadai penyebaran penyakit ini, terutama di musim penghujan seperti sekarang.
Ari yang juga Ketua Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Jakarta (PAPDI Jaya) menjelaskan virus Zika merupakan Flavivirus kelompok Arbovirus, bagian dari virus RNA yang pertama kali diisolasi pada 1948 dari monyet di Hutan Zika Uganda. "Zika sendiri merupakan nama hutan tempat virus ini berhasil diisolasi," katanya.
Virus ini kemudian menyebar ke beberapa negara Afrika, Asia khususnya Asia tenggara, Mikronesia, Amerika Latin, dan Karibia. Seperti demam berdarah dan Chikungunya, virus Zika juga menyebar lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Menurut Ari, pada 2015 Lembaga Eijkman Jakarta telah berhasil mengisolasi virus Zika ini di Indonesia. "Bahkan dari hasil penelusuran saya di kepustakaan, ternyata pada 1981 peneliti Australia telah melaporkan pasien penderita virus Zika setelah bepergian ke Indonesia," kata Ari.
Ari menerangkan, seperti infeksi virus pada umumnya, pasien awalnya akan merasakan demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung, dan kaki, nyeri otot dan sendi, dan sakit kepala.
Ari mengatakan sekilas infeksi virus Zika hampir mirip dengan virus Dengue sehingga adanya infeksi ini sering kali tidak terdeteksi karena umumnya gejalanya ringan. "Beda dengan infeksi virus Dengue, pada infeksi ini mata pasien akan merah karena mengalami radang konjungtiva atau konjungtivitis," ujar Ari. Berbeda dengan infeksi demam berdarah, infeksi virus Zika tidak menyebabkan penurunan kadar trombosit.
Seperti infeksi virus Dengue penyebab demam berdarah, Ari menjelaskan, masa inkubasi virus Zika terjadi beberapa hari sampai satu minggu. "Dengan istirahat dan banyak minum pasien dapat sembuh," kata Ari. Obat-obat yang diberikan hanya bertujuan untuk mengatasi gejala yang timbul, yaitu jika gatal diberikan obat gatal dan jika demam diberikan obat demam.
Lalu bagaimana mencegah penyebaran virus ini? "Sama seperti pencegahan infeksi demam berdarah, yaitu pemberantasan sarang nyamuk," kata Ari. Tak kalah penting adalah menerapkan slogan 3 M, yakni Mengubur barang bekas, Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat penampungan Air dan pemberian abate. ( Sumber: TEMPO.CO)
Ari Fahrial Syam, dokter ahli Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Universitas Indonesia, mengimbau masyarakat mewaspadai penyebaran penyakit ini, terutama di musim penghujan seperti sekarang.
Ari yang juga Ketua Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Jakarta (PAPDI Jaya) menjelaskan virus Zika merupakan Flavivirus kelompok Arbovirus, bagian dari virus RNA yang pertama kali diisolasi pada 1948 dari monyet di Hutan Zika Uganda. "Zika sendiri merupakan nama hutan tempat virus ini berhasil diisolasi," katanya.
Virus ini kemudian menyebar ke beberapa negara Afrika, Asia khususnya Asia tenggara, Mikronesia, Amerika Latin, dan Karibia. Seperti demam berdarah dan Chikungunya, virus Zika juga menyebar lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Menurut Ari, pada 2015 Lembaga Eijkman Jakarta telah berhasil mengisolasi virus Zika ini di Indonesia. "Bahkan dari hasil penelusuran saya di kepustakaan, ternyata pada 1981 peneliti Australia telah melaporkan pasien penderita virus Zika setelah bepergian ke Indonesia," kata Ari.
Ari menerangkan, seperti infeksi virus pada umumnya, pasien awalnya akan merasakan demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung, dan kaki, nyeri otot dan sendi, dan sakit kepala.
Ari mengatakan sekilas infeksi virus Zika hampir mirip dengan virus Dengue sehingga adanya infeksi ini sering kali tidak terdeteksi karena umumnya gejalanya ringan. "Beda dengan infeksi virus Dengue, pada infeksi ini mata pasien akan merah karena mengalami radang konjungtiva atau konjungtivitis," ujar Ari. Berbeda dengan infeksi demam berdarah, infeksi virus Zika tidak menyebabkan penurunan kadar trombosit.
Seperti infeksi virus Dengue penyebab demam berdarah, Ari menjelaskan, masa inkubasi virus Zika terjadi beberapa hari sampai satu minggu. "Dengan istirahat dan banyak minum pasien dapat sembuh," kata Ari. Obat-obat yang diberikan hanya bertujuan untuk mengatasi gejala yang timbul, yaitu jika gatal diberikan obat gatal dan jika demam diberikan obat demam.
Lalu bagaimana mencegah penyebaran virus ini? "Sama seperti pencegahan infeksi demam berdarah, yaitu pemberantasan sarang nyamuk," kata Ari. Tak kalah penting adalah menerapkan slogan 3 M, yakni Mengubur barang bekas, Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat penampungan Air dan pemberian abate. ( Sumber: TEMPO.CO)
Di Negara ini, Virus Zika Menular Melalui Hubungan Seks
Kasus terbaru penularan virus zika terjadi di Texas dan Uganda.
Penderita yang tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri, tetap
terjangkit virus ini. Berdasarkan pengakuan pasien, ia mengalami gejala
virus zika setelah berhubungan intim dengan seseorang yang baru pulang
dari Venezuela.
Laporan pertama datang dari seorang peneliti asal Colorado yang melakukan penelitian di Afrika. Ia menemukan seorang perempuan terjangkit virus zika setelah berhubungan badan dengan suaminya. Penelitian itu dilakukan pada 2008, ia menemukan kandungan virus itu dalam sampel sperma seorang pria Tahiti.
“Ini (penularan virus zika melalui hubungan seksual) sangat langka, tetapi bukan hal baru. Kami sudah lama mencari tahu kemungkinan virus ini ditransmisikan secara seksual,” kata Direktur Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan Dallas County Zachary Tompson, seperti dikutip dari Associated Press, Rabu (3/2/2016).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan isu ini harus segera disebarluaskan untuk mencegah penyebarannya lebih jauh. Pencegahan sendiri difokuskan kepada pihak laki-laki yang kemungkinan sudah terjangkit virus zika. Mereka diimbau untuk tidak melakukan hubungan badan dengan istrinya yang akan menyebabkan kehamilan atau sedang hamil.
Virus zika pertama kali ditemukan di Uganda pada 1947. Sebelumnya, virus ini tidak membahayakan. Sebanyak 80 persen yang terjangkit tidak menderita infeksi serius. Baru selama sembilan bulan terakhir, virus itu menyebabkan kecacatan. Perempuan hamil yang terjangkit akan melahirkan bayi dengan tempurung kepala yang lebih kecil dari ukuran normal.
Gejala awalnya adalah demam, gelisah, nyeri sendi, dan mata merah. Penyakit ini biasanya hanya berdampak ringan dengan gejala yang berlangsung selama beberapa hari sampai satu minggu saja.
(Sumber: http://news.okezone.com/ )