Khasiat Buah, Batang dan Daun Mahkota Dewa
Mahkota Dewa telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi berbagai jenis penyakit. Benarkah tanaman ini juga ampuh melawan kanker?
KANKER TERGOLONG JENIS PENYAKIT yang paling ditakuti. Kanker payudara,
kanker leher rahim, serta kanker ovarium adalah jenis-jenis kanker yang
khas menyerang wanita. Gaya hidup yang jauh dari sehat, ketergantungan
terhadap konsumsi makanan yang diawetkan, ditambah dengan kadar stres
yang kian meningkat, membuat wanita masa kini makin berisiko terserang
penyakit yang hingga kini belum ditemukan obat penangkalnya itu.
Namun, beberapa waktu belakangan ini beredar kabar bahwa mahkota dewa, sejenis tumbuhan yang sering menjadi bahan baku obat tradisional, dapat menyembuhkan penyakit yang mematikan tersebut Benarkah demikian?
Namun, beberapa waktu belakangan ini beredar kabar bahwa mahkota dewa, sejenis tumbuhan yang sering menjadi bahan baku obat tradisional, dapat menyembuhkan penyakit yang mematikan tersebut Benarkah demikian?
BOLEH DIPETIK, TAK BOLEH DIMAKAN
Melihat penampilannya, tidak sedikit orang yang merasa tergiur untuk
mencicipi kelezatan buah mahkota dewa.Wajar saja, bentuknya yang bulat
dengan warna merah merekah yang segar, mampu memikat pandangan siapa
pun. Namun, awas, jangan terburu-buru membawa buah ini ke dalam mulut,
sebab, tanaman yang dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Phaleria Macrocarpa
ini terkenal pula dengan kandungan racunnya yang berbahaya. Buah
mahkota dewa, terutama bijinya, mengandung zat yang bersifat toksik yang
dapat membuat sebagian orang yang menyantapnya mendadak terserang demam
sampai kehilangan kesadaran.
Walau mengandung zat yang bersifat toksik, mahkota dewa dikenal pula dengan kesaktiannya dalam mengatasi penyakit.Tak hanya buahnya,daun mahkota dewa pun konon berguna untuk memerangi jenis penyakit tertentu, Pada zaman kerajaan Jawa kuno, para prajurit yang hendak berlaga di medan perang diwajibkan memakan daging buah mahkota dewa agar mendapat kekuatan dan terhindar dari serangan penyakit. Entah bagaimana cara para prajurit menetralisasi zat beracun yang terdapat pada buah tersebut. Yang jelas, kemenangan dalam perang dipercaya tidak akan dicapai tanpa terlebih dahulu mengonsumsi buah mahkota dewa.
Hingga kini, literatur yang membahas khasiat tanaman yang aslinya berasal dari Papua Nugini ini masih amat terbatas jumlahnya. Namun, secara turun-temurun, mahkota dewa telah dikenal di berbagai daerah yang sering memproduksi obat-obatan tradisional. Di negeri Cina, mahkota dewa dikenal dengan nama pau, yang berarti "obat pusaka". Di Indonesia pun, mahkota dewa memiliki beberapa nama alias, antara lain makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Rata-rata, para tabib mengolah mahkota dewa dengan jalan merebus buah atau memproduksi ekstraknya.
Walau mengandung zat yang bersifat toksik, mahkota dewa dikenal pula dengan kesaktiannya dalam mengatasi penyakit.Tak hanya buahnya,daun mahkota dewa pun konon berguna untuk memerangi jenis penyakit tertentu, Pada zaman kerajaan Jawa kuno, para prajurit yang hendak berlaga di medan perang diwajibkan memakan daging buah mahkota dewa agar mendapat kekuatan dan terhindar dari serangan penyakit. Entah bagaimana cara para prajurit menetralisasi zat beracun yang terdapat pada buah tersebut. Yang jelas, kemenangan dalam perang dipercaya tidak akan dicapai tanpa terlebih dahulu mengonsumsi buah mahkota dewa.
Hingga kini, literatur yang membahas khasiat tanaman yang aslinya berasal dari Papua Nugini ini masih amat terbatas jumlahnya. Namun, secara turun-temurun, mahkota dewa telah dikenal di berbagai daerah yang sering memproduksi obat-obatan tradisional. Di negeri Cina, mahkota dewa dikenal dengan nama pau, yang berarti "obat pusaka". Di Indonesia pun, mahkota dewa memiliki beberapa nama alias, antara lain makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Rata-rata, para tabib mengolah mahkota dewa dengan jalan merebus buah atau memproduksi ekstraknya.
LEBIH BAIK DARIPADA KEMOTERAPI?
Lama-kelamaan, kabar tentang kesaktian mahkota dewa dalam mengatasi
penyakit pun menggugah kalangan ilmiah untuk melakukan penelitian.Tak
kurang, ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
(UGM), serta para peneliti dari Universitas Indonesia (UI) dan Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), turun tangan dalam melakukan riset
mengenai kandungan senyawa kimia dalam mahkota dewa, berikut khasiat
yang dimilikinya.
Menurut Dr. Ir. M. Ahkam Subroto, M.App.Sc, peneliti dari Bioteknologi LIPI, kandungan senyawa mahkota dewa memiliki dua karakteristik yang berperan mengatasi kanker pada tubuh manusia. Pertama,"Kandungan antioksidan yang tinggi dalam mahkota dewa berkhasiat mencegah tumbuhnya sel-sel kanker. Caranya, dengan mengikat radikal bebas yang ada di dalam tubuh kemudian membuangnya ke luar" jelas Ahkam.
"Yang kedua, mahkota dewa memiliki kandungan senyawa yang mampu mengobati sel-sel kanker yang telah telanjur tumbuh. Caranya, dengan menghambat pertumbuhan serta mendorong sel-sel kanker untuk melakukan proses dpoptosis, yaitu proses'bunuh diri', kata Ahkam. Senyawa protein tertentu yang terkandung di dalam mahkota dewa akan menguraikan sel kanker menjadi bagian-bagian kecil yang kemudian akan melemah dan mati dengan sendirinya.
Para peneliti berharap, senyawa protein yang terkandung dalam mahkota dewa tersebut dapat menggantikan kedudukan kemoterapi dalam penyembuhan penderita kanker. Sebab, tidak seperti kemoterapi yang menimbulkan banyak efek samping pada pasien, terapi dengan senyawa mahkota dewa tidak mendatangkan efek samping sama sekali. Dalam proses kemoterapi,senyawa kimia sintetik digunakan untuk membunuh sel-sel kanker. Sebagai konsekuensinya, ada sel-sel sehat yang ikut terbunuh secara tak sengaja. Berbeda dari senyawa pada mahkota dewa, yang mendorong sel kanker melakukan 'bunuh diri', sehingga tidak memengaruhi sel-sel tubuh yang sehat.
Selain kanker, selama ini pengobatan tradisional dengan mahkota dewa digunakan pula untuk mengatasi gangguan tekanan darah tinggi, asam urat, serta diabetes. Bagaimana pendapat LIPI tentang hal tersebut? "Selama ini memang sudah banyak bukti empiris yang menyatakan bahwa mahkota dewa dapat digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut. Namun, LIPI masih belum sampai pada tahap penelitian yang bertujuan menemukan kandungan senyawa yang dapat menyembuhkan penyakit lain selain kanker. Semoga dalam waktu dekat kami dapat melakukannya", Jelas Ahkam. "Walau demikian, berdasarkan banyaknya bukti empiris tadi, masyarakat dapat menggunakan terapi tradisional mahkota dewa untuk menyembuhkan penyakit, asalkan dilakukan secara hati-hati dan dengan berkonsultasi pada ahlinya," ujar Ahkam.
Menurut Dr. Ir. M. Ahkam Subroto, M.App.Sc, peneliti dari Bioteknologi LIPI, kandungan senyawa mahkota dewa memiliki dua karakteristik yang berperan mengatasi kanker pada tubuh manusia. Pertama,"Kandungan antioksidan yang tinggi dalam mahkota dewa berkhasiat mencegah tumbuhnya sel-sel kanker. Caranya, dengan mengikat radikal bebas yang ada di dalam tubuh kemudian membuangnya ke luar" jelas Ahkam.
"Yang kedua, mahkota dewa memiliki kandungan senyawa yang mampu mengobati sel-sel kanker yang telah telanjur tumbuh. Caranya, dengan menghambat pertumbuhan serta mendorong sel-sel kanker untuk melakukan proses dpoptosis, yaitu proses'bunuh diri', kata Ahkam. Senyawa protein tertentu yang terkandung di dalam mahkota dewa akan menguraikan sel kanker menjadi bagian-bagian kecil yang kemudian akan melemah dan mati dengan sendirinya.
Para peneliti berharap, senyawa protein yang terkandung dalam mahkota dewa tersebut dapat menggantikan kedudukan kemoterapi dalam penyembuhan penderita kanker. Sebab, tidak seperti kemoterapi yang menimbulkan banyak efek samping pada pasien, terapi dengan senyawa mahkota dewa tidak mendatangkan efek samping sama sekali. Dalam proses kemoterapi,senyawa kimia sintetik digunakan untuk membunuh sel-sel kanker. Sebagai konsekuensinya, ada sel-sel sehat yang ikut terbunuh secara tak sengaja. Berbeda dari senyawa pada mahkota dewa, yang mendorong sel kanker melakukan 'bunuh diri', sehingga tidak memengaruhi sel-sel tubuh yang sehat.
Selain kanker, selama ini pengobatan tradisional dengan mahkota dewa digunakan pula untuk mengatasi gangguan tekanan darah tinggi, asam urat, serta diabetes. Bagaimana pendapat LIPI tentang hal tersebut? "Selama ini memang sudah banyak bukti empiris yang menyatakan bahwa mahkota dewa dapat digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut. Namun, LIPI masih belum sampai pada tahap penelitian yang bertujuan menemukan kandungan senyawa yang dapat menyembuhkan penyakit lain selain kanker. Semoga dalam waktu dekat kami dapat melakukannya", Jelas Ahkam. "Walau demikian, berdasarkan banyaknya bukti empiris tadi, masyarakat dapat menggunakan terapi tradisional mahkota dewa untuk menyembuhkan penyakit, asalkan dilakukan secara hati-hati dan dengan berkonsultasi pada ahlinya," ujar Ahkam.
DARI OBAT TRADISIONAL KE OBAT MODERN
Setelah ditemukannya jenis senyawa yang berkhasiat memerangi kanker,
menurut Dr. Suprapedi, M.Eng, Ketua Sentra Hak Kekayaan Intelektual
LIPI, para peneliti akan melakukan langkah pendaftaran hak paten
terhadap penemuan tersebut,sambil terus mengadakan penelitian
lanjutan."Hal pertama yang akan dipatenkan adalah proses pengolahan buah
mahkota dewa menjadi bahan baku obat-obatan. Sebab, setiap bagian dari
buah mahkota dewa memiliki kandungan beberapa jenis senyawa yang
memiliki efek berbeda terhadap tubuh manusia. Bahkan, ada bagian
tertentu yang beracun dan tidak dapat digunakan untuk pengobatan,"jelas
Suprapedi. Pematenan ini berguna untuk memberikan dasar ilmiah terhadap
produksi obat-obatan tradisional di Indonesia.
"Yang kedua, kami akan mematenkan jenis senyawa tertentu dalam mahkota dewa, yang berkhasiat menyembuhkan kanker. Hal ini berguna untuk memperoleh perizinan dalam taraf internasional
untuk menggunakan kandungan senyawa mahkota dewa dalam pembuatan obat modern. Sebab, berbeda dari obat tradisional yang masih menggunakan ekstrak buah secara keseluruhan, racikan obat
modern hanya akan menggunakan senyawa tertentu saja, sehingga mampu mengobati kanker secara spesifik," kata Suprapedi.
Setelah paten diperoleh, selanjutnya akan dilakukan uji klinis terhadap penderita kanker yang bersedia menerima jenis pengobatan baru dari penelitian mahkota dewa. Nantinya yang berwenang melakukan uji klinis tersebut adalah dokter, bukan peneliti. Setelah uji klinis berhasil,barulah perusahaan farmasi bisa memproduksi obat untuk diedarkan kepada masyarakat. Sayangnya, keseiuruhan proses tersebut memakan waktu yang tidak sebentar sehingga mungkin masih beberapa tahun lagi baru dapat diproduksi obat kanker modern yang dibuat dengan bahan baku mahkota dewa.
"Yang kedua, kami akan mematenkan jenis senyawa tertentu dalam mahkota dewa, yang berkhasiat menyembuhkan kanker. Hal ini berguna untuk memperoleh perizinan dalam taraf internasional
untuk menggunakan kandungan senyawa mahkota dewa dalam pembuatan obat modern. Sebab, berbeda dari obat tradisional yang masih menggunakan ekstrak buah secara keseluruhan, racikan obat
modern hanya akan menggunakan senyawa tertentu saja, sehingga mampu mengobati kanker secara spesifik," kata Suprapedi.
Setelah paten diperoleh, selanjutnya akan dilakukan uji klinis terhadap penderita kanker yang bersedia menerima jenis pengobatan baru dari penelitian mahkota dewa. Nantinya yang berwenang melakukan uji klinis tersebut adalah dokter, bukan peneliti. Setelah uji klinis berhasil,barulah perusahaan farmasi bisa memproduksi obat untuk diedarkan kepada masyarakat. Sayangnya, keseiuruhan proses tersebut memakan waktu yang tidak sebentar sehingga mungkin masih beberapa tahun lagi baru dapat diproduksi obat kanker modern yang dibuat dengan bahan baku mahkota dewa.
NING HARMANTO : PENGGAGAS KLINIK MAHKOTA DEWA
Usaha meracik tanaman mahkota dewa menjadi obat tradisional telah saya
lakukan sejak tahun 1999. Usaha ini berawal dari keberhasilan
menyembuhkan penyakit komplikasi liver yang diderita ibu saya dengan
menggunakan air rebusan buah mahkota dewa. Setelah menyaksikan sendiri
khasiatnya, saya yang memang gemar bercocok tanam, kemudian
mongembangkan sendiri produk racikan jamu, berdasarkan pelatihan yang
saya peroleh dari Dinas Pertanian dan Kehutanan.
Sebelum memberikan pengobatan kepada orang lain, saya menjajal terlebih dahulu pengobatan dengan mahkota dewa kepada diri sendiri dan keluarga. Keberhasilan mengatasi penyakit membuat pasien luar secara berangsur datang menemui saya untuk berobat. Selama pengobatan, saya selalu memantau perkembangan pasien, dengan mencatat setiap reaksi yang muncul dalam sebuah buku yang berisi data pribadi pasien. Mulai dari keluhan kecil seperti sariawan, sampai perkembangan yang besar, seperti penyusutan ukuran tumor. Untuk tujuan tersebut, saya memiliki klinik 24 jam, tempat memberikan konsultasi gratis kepada setiap pasien yang sedang menjalani pengobatan. Di klinik, ada dokter yang memeriksa kesehatan pasien secara medis, untuk mengetahui perkembangan yang terjadi.
Hingga kini, tetali ada ratusan pasien yang mendapatkan pengobatan dengan produk mahkota dewa. Kebanyakan, pasien datang dengan keluhan kanker payudara, kanker rahim, diabetes, asam urat, dan lain-lain. Beberapa di antara mereka malah dikirim kesini oleh dokter yang menangani penyakitnya. Syukurlah, banyak di antara mereka yang sembuh setelah mengonsumsi obat mahkota dewa. Kemudahan menggunakan obat ini adalah, para pasien tidak perlu memilih antara obat modern dan obat racikan yang saya produksi. Jika enggan meninggalkan pengobatan modern, mereka dapat menggunakan metode pengobatan modern dan tradisional sekaligus secara berdampingan, tanpa saling memberikan pengaruh negatif.
Kini, di bawah nama PT Mahkota Dewa Indonesia, saya telah memproduksi sejumlah 50 lebih jenis produk mahkota dewa, mulai dari teh, serbuk untuk diseduh, ekstrak, sampai kecap, minyak oles, dan sampo berbahan dasar mahkota dewa. Harganya antara Rp5.000 untuk minuman instan sampai Rp200.000 untuk paket produk bagi berbagai macam penyakit, seperti diabetes, darah tinggi, kanker, dan lain-lain. Selain mahkota dewa, saya menggunakan pula campuran bahan-bahan lainnya, seperti temulawak, bangle, pegagan, dan lain-lain, untuk mengobati penyakit pasien secara menyeluruh. Misalnya, pada pasien yang selain mengidap kanker, juga mengidap darah tinggi dan diabetes.
Sebelum memberikan pengobatan kepada orang lain, saya menjajal terlebih dahulu pengobatan dengan mahkota dewa kepada diri sendiri dan keluarga. Keberhasilan mengatasi penyakit membuat pasien luar secara berangsur datang menemui saya untuk berobat. Selama pengobatan, saya selalu memantau perkembangan pasien, dengan mencatat setiap reaksi yang muncul dalam sebuah buku yang berisi data pribadi pasien. Mulai dari keluhan kecil seperti sariawan, sampai perkembangan yang besar, seperti penyusutan ukuran tumor. Untuk tujuan tersebut, saya memiliki klinik 24 jam, tempat memberikan konsultasi gratis kepada setiap pasien yang sedang menjalani pengobatan. Di klinik, ada dokter yang memeriksa kesehatan pasien secara medis, untuk mengetahui perkembangan yang terjadi.
Hingga kini, tetali ada ratusan pasien yang mendapatkan pengobatan dengan produk mahkota dewa. Kebanyakan, pasien datang dengan keluhan kanker payudara, kanker rahim, diabetes, asam urat, dan lain-lain. Beberapa di antara mereka malah dikirim kesini oleh dokter yang menangani penyakitnya. Syukurlah, banyak di antara mereka yang sembuh setelah mengonsumsi obat mahkota dewa. Kemudahan menggunakan obat ini adalah, para pasien tidak perlu memilih antara obat modern dan obat racikan yang saya produksi. Jika enggan meninggalkan pengobatan modern, mereka dapat menggunakan metode pengobatan modern dan tradisional sekaligus secara berdampingan, tanpa saling memberikan pengaruh negatif.
Kini, di bawah nama PT Mahkota Dewa Indonesia, saya telah memproduksi sejumlah 50 lebih jenis produk mahkota dewa, mulai dari teh, serbuk untuk diseduh, ekstrak, sampai kecap, minyak oles, dan sampo berbahan dasar mahkota dewa. Harganya antara Rp5.000 untuk minuman instan sampai Rp200.000 untuk paket produk bagi berbagai macam penyakit, seperti diabetes, darah tinggi, kanker, dan lain-lain. Selain mahkota dewa, saya menggunakan pula campuran bahan-bahan lainnya, seperti temulawak, bangle, pegagan, dan lain-lain, untuk mengobati penyakit pasien secara menyeluruh. Misalnya, pada pasien yang selain mengidap kanker, juga mengidap darah tinggi dan diabetes.
Cara Mengolah Mahkota Dewa
Berikut ini cara untuk mengolah dan memanfaatkan bagian-bagian dari tanaman mahkota dewa.
Bagian Buah
Jika berbicara mengenai tanaman obat mahkota dewa, maka bagian yang
paling banyak dimanfaatkan adalah buah. Buah mahota dewa atau yang
bernama latin Simplisia Phaleriae Fructus, memiliki betuk fisik bulat
dengan warna hijau saat muda dan merah cerah pada saat matang. Buah
mahkota dewa terdiri dari kulit bah, daging buah, cangkang biji buah dan
biji buah. Dari bagian ini yang paling dihindari adalah biji buah sebab
cukup beracun.
Cara mengolah mahkota dewa pada bagian buah cukup mudah. Biasanya daging buah yang segar dipotong menjadi bagian yang lebih kecil kemudian dikeringkan. Setelah kering, daging buah mahkota dewa tersebut direbus (untuk penyakit tertentu biasanya dicampur dengan bahan obat lainnya) dan air hasil rebusan tersebutlah yang kemudian dikonsumsi.
Bagian buah mahkota dewa ini bisa digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit antara lain diabetes, rematik, kangker payudara juga kangker rahim, asam urat, hepatitis, disentri dan masih banyak lagi lainnya. Bagi Anda yang menghendaki kepraktisan, saat ini telah banyak dikembangkan teh buah mahota dewa yang terbuat dari kulit serta daging buah. Untuk mendapatkan khasiatnya, Anda tinggal menyeduhnya dengan air panas.
Bagian Batang
Bagian lain dari tanaman mahkota dewa yang biasa dimanfaatkan sebagai
bahan obat herbal adalah bagian batang. Bentuk fisik batang ini bulat
dengan permukaan kasar, warnanya coklat dan berkayu, memiliki sistem
percabangan simpodial. Bagian batang ini bergetah dan dipercaya bisa
menyembuhkan penyakit serius seperti kangker tulang. Cara mengolah
mahkota dewa bagian batang cukup sederhana. Batang terlebih dahulu
dikuliti dan dikeringkan kemudian direbus. Air rebusan tersebutlah yang
digunakan sebagai obat.
Bagian Daun
Selain bagian buah dan juga batang, bagian lain dari tanaman mahkota
dewa yang banyak digunakan sebagai bahan obat adalah daun. Daun ini
dikenal berkhasiat mengobati penyakit seperti eksim, lemah syahwat,
disentri, alergi, tumor dan masih banyak lainnya. Cara mengolah mahkota
dewa pada bagian daun cukup sederhana tergantung pada jenis penyakit
yang hendak Anda obati. Misalnya eksim, langkahnya cukup sederhana,
cukup lumatkan daun mahkota dewa kemudian balurkan pada kulit yang
terkena eksim sebanyak dua kali sehari. Sedangkan pada penyakit semisal
lemah syahwat, disentri, alergi dan tumor, cara mengolahnya dengan
direbus dan diminum.
Semoga
bermanfaat. Diolah
dari sumber: Majalah Femina, dan http://tentangmahkotadewa.blogspot.com/2012/08/cara-mengolah-mahkota-dewa.html.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.